18 Juni 2011
10 Juni 2011
CorelDRAW Graphics Suite X5 15.2.0.686 SP3
Operating system: Windows XP / Vista / Seven
Language: English & Russian
Released: 2011
Medicine : Yes
Genre: Graphics & Design
CorelDRAW Graphics Suite X5 - software untuk desain grafis, memungkinkan Anda untuk membuat bahan mengesankan untuk visual communication.
Memanfaatkan kelebihan CorelDRAW Graphics Suite X5 untuk menerapkan ide dan menciptakan citra spektakuler pada media apapun. Ini adalah software universal untuk desain grafis menggabungkan alat untuk membuat ilustrasi, page layout, mengedit foto, pelacakan, pelatihan grafis web dan animasi dalam satu paket terpadu. Paket ini dirancang untuk para desainer profesional dan amatir. Hal ini memberikan alur kerja yang cepat dan intuitif, konten digital berkualitas tinggi, luas kompatibilitas dengan format file yang berbeda dan alat kemampuan desain grafis yang melebihi harapan terliar bahkan!
Anggota paket
- CorelDRAW X5
Intuitif perangkat lunak untuk membuat grafik vektor dan page layout
- Corel PHOTO-PAINT T X5
Profesional edit gambar aplikasi yang dirancang khusus untuk digunakan dengan alur kerja grafis
- Corel PowerTRACE X5
Alat untuk mengubah gambar raster ke vektor
- Corel CAPTURE X5
Utility untuk layar instan menangkap
- Corel CONNECT
Layar penuh browser yang memungkinkan Anda untuk mencari konten digital yang tersimpan pada komputer Anda atau jaringan lokal, dari paket perangkat lunak
Informasi Tambahan:
Digunakan untuk perakitan. Trial distribusi:
1. CorelDRAWGraphicsSuiteX5Installer_EN.exe
2. CorelDRAWGraphicsSuiteX5Installer_RU.exe
Versi 15.2.0.686 (SP3)
3. Mengingat bahwa setengah dari pengguna menjalankan Windows7, tetapi untuk pengguna dengan Windows XP masih terinstall NET Framework 3.5, dikeluarkan dari installer distribusi Net Framework-baik (231 MB).
4. Instalasi mungkin dengan baik bahasa Rusia dan Inggris? Dengan antarmuka untuk memilih dari?. Ini juga akan menginstal dua bahasa? Sekaligus?.
5. Selama instalasi tidak memerlukan pemutusan dari Internet.
System requirements:
- Microsoft Windows 7, Windows Vista , Windows XP with latest Service Pack (32-bit or 64-bit)
- Intel Pentium 4, AMD Athlon 64 or AMD Opteron
- 512 MB RAM (1 GB recommended)
- 750 MB free hard disk space (1 GB for a typical installation with no content)
- Mouse or tablet
- Screen Resolution 1024 x 768 (768 x 1024 on a Tablet PC)
- DVD-ROM drive
- Microsoft Internet Explorer 7 or later
By assembling: Krokoz
Write the image to disk or upload it to a virtual drive. If the Startup Disk is disabled (avtoran not start), then manually run the Install.exe file from the root disk. Further, strictly follow the installation instructions.
Note: For Windows XP users must have installed Microsoft. NET Framework version 3.5. If Microsoft. NET Framework is not installed, the installer CorelDRAW predlzhit you install it. In case of refusal, the installation stops.
Download link
http://www.enterupload.com/idpz9djmxrw0/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part2.rar.html
http://www.enterupload.com/326xo87fl7w2/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part3.rar.html
http://www.enterupload.com/7fmphxuzmhpn/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part4.rar.html
http://www.enterupload.com/b86bkya280ft/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part5.rar.html
http://www.enterupload.com/q6tf0q93we9c/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part6.rar.html
http://www.enterupload.com/fhsrcos5l7sl/CDR.X5.15.2.0.686.SP3_sw.part7.rar.html
5 Juni 2011
Pemancar FM 12 Watt (ii)
SWR Meter & Power Meter
Pada saluran transmisi yang tidak match selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang datang arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Untuk mengukur daya gelombang-gelombang tersebut diperlukan Power Meter. Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul, skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala daya datang.
SWR Meter (Standing Wave Ratio Meter – pengukur perbandingan gelombang tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Dengan kata lain SWR Meter digunakan untuk mengukur seberapa match sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf) dan daya pantul (Pr) dengan rumus sebagai berikut :
SWR = (ÖPf + ÖPr)/(ÖPf - ÖPr)
Dari rumus tersebut, pada keadaan match (Pr = 0) akan didapatkan SWR = 1. Untuk keadaan yang tidak match akan didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang dipantulkan kembali (Pf = Pr) akan didapatkan SWR = tak hingga.
Dummy Load
Agar daya bisa dipancarkan semaksimal mungkin, impedansi output dari penguat daya tingkat akhir harus sama dengan impedansi karakteristik saluran transmisi dan impedansi dari antena. Untuk itu diperlukan penalaan pada matching network untuk menyamakan impedansi.
Impedansi dari antena sangat tergantung pada frekuensi. Sedangkan impendasi dari saluran transmisi sama dengan impedansi karakteristik saluran jika panjang saluran transmisi tersebut adalah tak terhingga. Sehingga antena dan saluran transmisi tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk menala matching network. Sebagai gantinya diperlukan sebuah beban yang diketahui impedansinya dengan pasti sebagai acuan (Dummy Load), yang harus bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya yang besar (merubah semua daya datang menjadi panas). Impedansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. Induktor dan kapasitor adalah komponen yang memiliki impedansi yang tergantung frekuensi. Resistor murni tidak terpengaruh frekuensi, meskipun pada kenyataannya resistor tidak hanya bersifat resistif tetapi mempunyai sifat induktif dan kapasitif parasit meskipun kecil.
Dummy Load dapat dibuat sendiri dengan memasang paralel beberapa resistor sehingga didapatkan resistansi dan daya yang diinginkan. Resistor karbon dan resistor film mempunyai induktor parasit yang minimal sehingga banyak dipakai untuk membuat dummy load. Resistor karbon harganya lebih murah dan bisa didapatkan dengan daya lebih besar dibandingkan resistor film.
Memparalelkan beberapa resistor, selain untuk mendapatkan daya besar, dimaksud pula memperkecil induktansi liar dari resistor-resistor tersebut. Sebagai contoh dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm / 2 Watt sebayak 6 biji yang dibubungkan secara paralel, untuk mendapatkan Dummy Load dengan daya 12 Watt dan impedansi 50 Ohm (gambar 3).
Gambar 3
Skema Dummy Load
Frekuensi Counter
Frekuensi Counter adalah sebuah alat untuk mengetahui besarnya frekuensi dari sebuah sinyal. Frekuensi Counter sifatnya hanya tambahan dan dapat digantikan dengan radio penerima biasa. Untuk hasil yang lebih baik dapat dipakai radio dengan tuning digital.
Pemancar FM 12 Watt
Pemancar FM yang dibahas pada artikel ini adalah modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 4 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi )..
Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.
Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.
Gambar 4
Skema rangkaian Exciter
Saat merakit sebaiknya jangan tergesa-gesa dengan mengerjakan langsung secara keseluruhan, tapi kerjakan tiap bagian agar adanya kesalahan dapat diketahui lebih awal.
Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Nyalakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.
Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 4) seperti diagram Gambar 5. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.
Gambar 5
Diagram blok pengetesan exciter
Sampai tahap ini exciter sudah siap pakai. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dapat dapat ditambahkan rangkaian booster 12 Watt, sehingga akan jarak jangkauan pancaran meningkat sampai 7 kali lipat.
Gambar 6
Skema rangkaian booster
Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar 6, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tingkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.
Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.
Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 7. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. Amati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.
Gambar 7
Diagram blok pengetesan booster